Langsung ke konten utama

Fakta Penting Dunia yang Mengubah Perspektif Kita

Puisi Chairil Anwar (1944)

Chairil Anwar

SAJAK PUTIH*

Bersandar pada tari warna pelangi

Kau depanku bertudung sutra senja

Di hitam matamu kembang mawar dan melati

Harum rambutmu mengalun bergelut senda


Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

Meriak muka air kolam jiwa

Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka

Selama matamu bagiku menengadah

Selama kau darah mengalir dari luka

Antara kita Mati datang tidak membelah….


SAJAK PUTIH*

buat tunanganku Mirat


bersandar pada tari warna pelangi

kau depanku bertudung sutra senja

di hitam matamu kembang mawar dan melati

harum rambutmu mengalun bergelut senda


sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

meriak muka air kolam jiwa

dan dalam dadaku memerdu lagu

menarik menari seluruh aku

hidup dari hidupku, pintu terbuka

selama matamu bagiku menengadah

selama kau darah mengalir dari luka

antara kita Mati datang tidak membelah…


Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,

dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!

Kucuplah aku terus, kucuplah

dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku…


18 Januari 1944


DALAM KERETA

Dalam kereta.

Hujan menebal jendela


Semarang, Solo…, makin dekat saja

Menangkup senja.


Menguak purnama.

Caya menyayat mulut dan mata.

Menjengking kereta. Menjengking jiwa,


Sayatan terus ke dada.


15 Maret 1944


SIAP-SEDIA

kepada angkatanku


Tanganmu nanti tegang kaku,

Jantungmu nanti berdebar berhenti,

Tubuhmu nanti mengeras batu,

Tapi kami sederap mengganti,

Terus memahat ini Tugu,


Matamu nanti kaca saja,

Mulutmu nanti habis bicara,

Darahmu nanti mengalir berhenti,

Tapi kami sederap mengganti,

Terus berdaya ke Masyarakat Jaya.


Suaramu nanti diam ditekan,

Namamu nanti terbang hilang,

Langkahmu nanti enggan ke depan,

Tapi kami sederap mengganti,

Bersatu maju, ke Kemenangan.


Darah kami panas selama,

Badan kami tertempa baja,

Jiwa kami gagah perkasa,

Kami akan mewarna di angkasa,

Kami pembawa ke Bahgia nyata.


Kawan, kawan

Menepis segar angin terasa

Lalu menderu menyapu awan

Terus menembus surya cahaya

Memancar pencar ke penjuru segala

Riang menggelombang sawah dan hutan


Segala menyala nyala!

Segala menyala nyala!


Kawan, kawan

Dan kita bangkit dengan kesedaran

Mencucuk menerang hingga belulang.

Kawan, kawan


Kita mengayun pedang ke Dunia Terang!


1944


Sumber:

Buku “AKU INI BINATANG JALANG, Koleksi sajak 1942-1949 Chairil Anwar”, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan kedua puluh lima: Juni 2016.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempat Wisata di Surabaya Kota

 Tahun 2019 segera habis, masa liburan menanti para pekerja. Ibu pertiwi memilki banyak kota yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah kota Surabaya yang terletak di Jawa Timur. Kota yang dikenal sebagai kota pahlawan ini juga menyimpan banyak tempat-tempat indah. Ada banyak tempat wisata di Surabaya kota. Wisatawan bisa memilih untuk berkreasi diluar ruangan, didalam ruangan, yang ramah untuk anak-anak dan lain sebagainya. Selain itu juga Surabaya memiliki kuliner yang sangat menggugah selera. Kota ini bisa dikatakan tempat wisata paket lengkap. Wisatawan bisa memilih untuk berwisata mempelajari sejarah, seni dan budaya, alam dan taman hiburan. Wisata Sejarah Sebagai kota yang menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan tak heran jika ada banyak peninggalan bersejarah disini. Wisatawan bisa menjadikannya sebagai napak tilas untuk tidak melupakan sejarah kemerdekaan Indonesia. Ada banyak monumen, museum, tugu, patung dan bangunan bersejarah yang bisa didatangi.  ...

Saran bagi Introvert untuk Menguasai Perubahan Zaman

Photo by  Jake Ingle  on  Unsplash Apa yang ada dipikiran kamu jika seseorang disebut sebagai introvert? Apakah yang terngiang adalah si kutu buku dengan kacamatanya, seorang pendiam di sudut kelas atau malah kamu sendiri seorang introvert? Tidak masalah menjadi seorang introvert, karena yah memang itu bawaan dari lahir. Hadiah dari yang Maha Kuasa. Eh tapi, tunggu dulu. Kamu tahu apa artiya introvert? Jangan samakan dengan sosok pemalu. Iya, introvert memang pendiam. Tapi, diamnya dia karena sedang berpikir atau sedang mengumpulkan energi. Loh apa hubungannya? Jadi gini, kita semua tahu lawan dari introvert adalah ekstrovert. Si pendiam dan si aktif. Mudahnya, coba bayangkan kincir angin dan baterai. Menurut Sylvia Loehken , perbandingan menggunakan kiasan di atas menunjukkan perbedaan dengan lebih jelas. Sebuah kincir angin membutuhkan dorongan dari angin (eksternal) lalu kincirnya harus terlibat secara aktif agar terjadi perputaran yang dinamis. Se...

Puisi Chairil Anwar (1949) & Sajak Saduran

Chairil Anwar MIRAT MUDA, CHAIRIL MUDA di pegunungan 1943 Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah, Menatap lama ke dalam pandangnya coba memisah matanya menantang yang satu tajam dan jujur yang sebelah. Ketawa diadukannya giginya pada mulut Chairil; dan bertanya: Adakah, adakah kau selalu mesra dan aku bagimu indah? Mirat raba urut Chairil, raba dada Dan tahulah dia kini, bisa katakan dan tunjukkan dengan pasti di mana menghidup jiwa, menghembus nyawa Liang jiwa-nyawa saling berganti. Dia rapatkan Dirinya pada Chairil makin sehati; hilang secepuh segan, hilang secepuh cemas Hiduplah Mirat dan Chairil dengan deras, menuntut tinggi tidak setapak berjarak dengan mati. 1949 BUAT NYONYA N. Sudah terlampau puncak pada tahun yang lalu, dan kini dia turun ke rendahan datar. Tiba di puncak dan dia sungguh tidak tahu, Burung burung asing bermain keliling kepalanya dan buah buah hutan ganjil mencap warna pada gaun. Sepanjang jalan dia terkenang akan jadi satu Atas puncak tinggi sendiri berjubah ang...