Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Tempat Wisata di Surabaya Kota

Kumpulan Puisi; Antara 2008 - 2010

Hijau Hitam meredam jiwaku Hijau mengitariku Maukah kau menjadi hijauku? Years: 2008 Kaki Kecil Dunia bukan dunia Memutari lingkaran kelam Mereka mau namun terganjal Kaki kecil mewarnai tangan perkasa yang hebat Tangan itu meraih sang duka menahan perih Mereka terdiam maunya berlari sayang tersangkut Mereka memang mau tapi tak berarti Jalannya panjang, luas dan terbuka Bukan itu Maunya kaki kecil itu menangkapnya Maunya kaki kecil ini menggapainya Mauku mereka harus bisa Mau mereka nasib menyertai Mau mereka tak ada lagi duka Mau mereka pasti bisa Impiku mereka menjadi mauku Years: 2009 Buatan Buatan Hidupku adalah buatan Sang Ahli meraciknya Wadah atmosfir Bumbu keindahan Pelengkap kepahitan Menjelma bagai Makanan sedap racikan sang koki Buatan Hidup adalah jalan Jalan itupun dibuat Mulus atau berlubang Bagai makanan lezat racikan sang koki Begitulah sampai tercerna Buatan Karena itu buatan Kita haru

Quote -Write or Not to Write

 Menulis atau tidak menulis Seharusnya bukan keharusan Namun, menjadi waras karena menulis Meninggalkan jejak Mengeluarkan rasa tak terungkap Menulis atau tidak menulis Aku harus menulis agar tetap waras

Akustik Bunga

Aroma kopi memenuhi ruangan, alunan merdu melayang mengambang di udara. Tangannya sibuk menjamahi tuts laptop. Kesana  kemari bernada. Mata bulat besar menelanjangi kata-kata puitis namun tidak sedap menurutnya. Sedikit saja, ia menatap keatas garis screen laptopnya, lalu lalang orang menjadi pemandangan. Butir putih mendinginkan, meninggalkan bekas embun di kaca sana. Sudah sejak satu jam yang lalu ia duduk disana. Sendirian . Bosan mulai menyergap. Interior kayu klasik dengan pajangan antik sepanjang ia mengamati. Sudutnya dipenuhi alat musik, yang mungkin bisa dipakai bisa tidak.  Tiba-tiba ia berdiri, perlahan mendekati salah satunya. Biola, bass, gitar, ukulele, tanganya menyentuh satu persatu. Menyesuaikan sentuhan mana yang ingin dimainkannya. Jarinya berhenti, menggenggam satu lalu membawanya kepangkuan. Kemudian mencari sudut sepi dimana pengunjung lain tidak akan terganggu. Melodi pelan, satu persatu keluar menyambangi sudut udara ruangan itu. Rendah tengah tinggi b

Berlari

Sadarku akan heningmu Merusak semua khayalku Mengerti orang terluka Mendalam nasib Menyepi sedih Sendiri berdiri menegak Selalu Ingin berlari Mencapai Yang kutahu Lebih baik menyentuh setitik kenyataan* Daripada menggapai sejauh khayal* Benarkah? *tribute to guru olahraga SMA

Tempat Lain

Tempat lain. Dunia menghitam, disini ku hanya duduk menulis. Tak ada arti. Menjadi batu. Berdarah tanpa merah. Sakit tanpa luka. Menjadi manusia tak bertujuan, aku rasa lebih baik mati. Hidup tanpa tahu arti. Atau hanya ikut arus, sama sekali bukan hal menyenangkan. Menjadi bagian terkecil dunia. Menjadi debu  yang tak ada artinya. Bahkan inipun tak berarti. Mencari, hal apa yang bisa membuat debu ini berarti. Masih terus mencari, menemukan langkah membuat hidup berarti. Salah ditempatkan? atau tempat yang disalahkan?

Main Labrak

“Ah, handa! kebetulan kita ketemu, emergency!” laki-laki berwajah mulus menarik tanganku, tanpa menanyakan izin. Kami berjalan cepat melewati ruangan berakhir dilapangan, penuh dengan para talent dan aktor. Untuk apa dia membawaku kesini? mataku cepat menjalari setiap sudut mencoba memahami.         “go eun shi tidak bisa menyesuaikan dengan gerakan yang dibuat, kami butuh contoh, tolong peragakan dengan so hyun” pintanya. Semua mata memandangku, bingung. Dan aku juga bingung.           “sebentar, ini scene yang mana? bagian apa yang harus aku peragakan?” pelan aku mengulur waktu mencari celah untuk kabur atau melakukan yang terbaik. Skrip diarahkan kewajahku, serius mereka menjelaskan. Tidak tega rasanya meninggalkan mereka yang kebingungan.           “Aku akan coba, tapi ini baru contoh yang asli harusnya lebih cepat dan gerakannya lebih tegas” aku mencoba bekerjasama. Sepuluh orang menepi, membuat lingkaran. Meninggalkan aku dan so hyun ditengah-tengah, menjadi tontonan. Tap