Langsung ke konten utama

Fakta Penting Dunia yang Mengubah Perspektif Kita

Main Labrak

“Ah, handa! kebetulan kita ketemu, emergency!” laki-laki berwajah mulus menarik tanganku, tanpa menanyakan izin. Kami berjalan cepat melewati ruangan berakhir dilapangan, penuh dengan para talent dan aktor. Untuk apa dia membawaku kesini? mataku cepat menjalari setiap sudut mencoba memahami.
        “go eun shi tidak bisa menyesuaikan dengan gerakan yang dibuat, kami butuh contoh, tolong peragakan dengan so hyun” pintanya. Semua mata memandangku, bingung. Dan aku juga bingung.
          “sebentar, ini scene yang mana? bagian apa yang harus aku peragakan?” pelan aku mengulur waktu mencari celah untuk kabur atau melakukan yang terbaik. Skrip diarahkan kewajahku, serius mereka menjelaskan. Tidak tega rasanya meninggalkan mereka yang kebingungan.
          “Aku akan coba, tapi ini baru contoh yang asli harusnya lebih cepat dan gerakannya lebih tegas” aku mencoba bekerjasama. Sepuluh orang menepi, membuat lingkaran. Meninggalkan aku dan so hyun ditengah-tengah, menjadi tontonan. Tapak kaki bergeser membentuk kuda-kuda. Satu dua, kaki melayang diudara menerabas angin hampir mengenai dadanya. Tinjuan tipis melayang disamping pelipis. Aku mengunci kakinya, mengangkatnya lalu membalikkan badan membanting ringan. So hyun dan aku tersenyum, ada segaris kompetisi di mata. Kuselesaikan dengan menariknya berdiri lalu memeluk menepuk punggungnya. “Hebat” kataku pelan. Kami membungkuk diiringi tepukan.
          “Uwaa… hebat!” go eun bersemangat, tampaknya harus ada latihan khusus untuknya. Tepukan dan pujian belum selesai saat suara bedebam terdengar keras.
          “Itu yang kalian sebut hebat?” suara serak wanita membuyarkan keramahan. Suara yang aku kenal, sangat kenal. Membuatku lelah seketika.
          “Ini baru yang namanya figth!” tanpa basa-basi, dia berlari mengarahkan pedangnya, asli, kearahku. Cepat dan sigap. Mudah aku menghindarinya, gerakannya terbaca.
          “Jes, ayolah, mereka sedang latihan, nanti main-mainnya” jawabku kalem, tetap sambil terus menghindar.
          “Nope!” dua, empat, enam langkah terus mencoba menghentikannya dengan tidak melawan tapi sepertinya sia-sia. Harus dengan cara lain. Aku menangkap sebuah atap untuk menghentikan ini. Senyum kusunggingkan lalu berlari kearahnya lalu tetap berlari.
          “Ya!” dia mengejar.
          “Ayo kejar kalau bisa!” tantangku. Satu dua, kupanjat pagar lurus tanpa pijakan, hap! sekali lompat aku sampai di atas. Puas. Kembali senyum manis kulemparkan.
          “Ayo sini, kalau kamu bisa keatas, aku ladeni dengan serius!” tantangku.
          “What? oke!” dia mundur beberapa langkah, hap! gagal. Lagi dia mencoba. Aku puas melihatnya kesusahan naik kesini. Sampai ujung mataku menangkap figure seseorang yang pasti marah kalau melihat kami seperti ini. Aku punya ide. Aku berlari diatas atap, mengejar sebelum figure itu melihat. Turun di antara kru yang sedang sibuk menata pakaian.
          “Ya!” teriak si wanita. Aku tersenyum lagi, jahil. Dia kalah telak.

          “Jessi? kamu ingatkan peraturanya?” sang laki-laki paruh baya akhirnya sampai ditempat. Jessi menciut. Aku menang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempat Wisata di Surabaya Kota

 Tahun 2019 segera habis, masa liburan menanti para pekerja. Ibu pertiwi memilki banyak kota yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah kota Surabaya yang terletak di Jawa Timur. Kota yang dikenal sebagai kota pahlawan ini juga menyimpan banyak tempat-tempat indah. Ada banyak tempat wisata di Surabaya kota. Wisatawan bisa memilih untuk berkreasi diluar ruangan, didalam ruangan, yang ramah untuk anak-anak dan lain sebagainya. Selain itu juga Surabaya memiliki kuliner yang sangat menggugah selera. Kota ini bisa dikatakan tempat wisata paket lengkap. Wisatawan bisa memilih untuk berwisata mempelajari sejarah, seni dan budaya, alam dan taman hiburan. Wisata Sejarah Sebagai kota yang menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan tak heran jika ada banyak peninggalan bersejarah disini. Wisatawan bisa menjadikannya sebagai napak tilas untuk tidak melupakan sejarah kemerdekaan Indonesia. Ada banyak monumen, museum, tugu, patung dan bangunan bersejarah yang bisa didatangi.  ...

Saran bagi Introvert untuk Menguasai Perubahan Zaman

Photo by  Jake Ingle  on  Unsplash Apa yang ada dipikiran kamu jika seseorang disebut sebagai introvert? Apakah yang terngiang adalah si kutu buku dengan kacamatanya, seorang pendiam di sudut kelas atau malah kamu sendiri seorang introvert? Tidak masalah menjadi seorang introvert, karena yah memang itu bawaan dari lahir. Hadiah dari yang Maha Kuasa. Eh tapi, tunggu dulu. Kamu tahu apa artiya introvert? Jangan samakan dengan sosok pemalu. Iya, introvert memang pendiam. Tapi, diamnya dia karena sedang berpikir atau sedang mengumpulkan energi. Loh apa hubungannya? Jadi gini, kita semua tahu lawan dari introvert adalah ekstrovert. Si pendiam dan si aktif. Mudahnya, coba bayangkan kincir angin dan baterai. Menurut Sylvia Loehken , perbandingan menggunakan kiasan di atas menunjukkan perbedaan dengan lebih jelas. Sebuah kincir angin membutuhkan dorongan dari angin (eksternal) lalu kincirnya harus terlibat secara aktif agar terjadi perputaran yang dinamis. Se...

Secangkir Pikiran - Mencoba Bersyukur

Ada tujuh milliar penduduk di bumi. Terlalu banyak masalah yang disediakan, banyak skenario yang telah ada semenjak aku belum lahir. Usiaku sekarang sudah 26 tahun, masih mencari apa maksud hidupku? Untuk apa aku ada di dunia ini?   Di luar sana, jauh dari jangkauan hidupku yang termasuk nyaman. Ada banyak kesedihan. Anak terlantar, kemiskinan, rasisme, kerusakan alam, hilangnya nyawa tak bersalah, matinya para hewan karena rumahnya di ambil oleh yang orang yang tak merasa berdosa dan masih banyak lagi. Banyak sekali kesedihan, dan disini aku hanya mengasihani diri yang sebenarnya sangat beruntung.   Keberuntungan yang tidak kusyukuri. Ada rumah tempat kembali, keluarga yang selalu menyambut dengan suka cita, makan tiga kali sehari beserta camilan, tempat tidur yang nyaman, jam tidur yang panjang dan teman yang baik. Dan aku masih mengeluh tentang pekerjaan? Dangkal sekali pikiranku. Kenapa aku sangat serakah dengan hidup? Maaf...