Langsung ke konten utama

Fakta Penting Dunia yang Mengubah Perspektif Kita

Akustik Bunga

Aroma kopi memenuhi ruangan, alunan merdu melayang mengambang di udara. Tangannya sibuk menjamahi tuts laptop. Kesana  kemari bernada. Mata bulat besar menelanjangi kata-kata puitis namun tidak sedap menurutnya. Sedikit saja, ia menatap keatas garis screen laptopnya, lalu lalang orang menjadi pemandangan. Butir putih mendinginkan, meninggalkan bekas embun di kaca sana. Sudah sejak satu jam yang lalu ia duduk disana. Sendirian.

Bosan mulai menyergap. Interior kayu klasik dengan pajangan antik sepanjang ia mengamati. Sudutnya dipenuhi alat musik, yang mungkin bisa dipakai bisa tidak.  Tiba-tiba ia berdiri, perlahan mendekati salah satunya. Biola, bass, gitar, ukulele, tanganya menyentuh satu persatu. Menyesuaikan sentuhan mana yang ingin dimainkannya. Jarinya berhenti, menggenggam satu lalu membawanya kepangkuan. Kemudian mencari sudut sepi dimana pengunjung lain tidak akan terganggu.

Melodi pelan, satu persatu keluar menyambangi sudut udara ruangan itu. Rendah tengah tinggi bergantian mengisi harmoni. Nada itu mengalir memenuhi ruangan kafe, si pemusik sudah masuk kedunianya sendiri sebelum dia sadar alunan merdunya sendiri yang bermain. Bibirnya mengembang cerah, merah jambu cantik.

Diseberang meja, laki-laki yang mengenalnya, mungkin. Mengamati seakan ia mempersembahkan musik tersebut khusus untuknya. Bola matanya tak lepas dari si pemusik. Seakan ingin dibawanya ia kemanapun pergi. Menemani hari tak terduganya. Menjadi penenang di harinya yang keras. Senyum manis mengharap khayalannya menjadi kenyataan membingkai tanpa sadar.

Alunan merdu akustik selalu menjadi pilihan utama kafe ini. Terlepas lebih banyak pribumi dibanding stranger. Aku tetap menyukainya. Mungkin karena aku berteman dengan pemilik kafenya, dan suasana yang homy adalah salah satu kesukaanku. Sambil mengamati lukisan yang terpajang di koridor sekembalinya dari rest room, aku mengambil kesempatan untuk mengabadikannya.

Tanganku tetap sibuk dengan kamera dan mataku yang berfokus hanya pada bidikan lensa. Melakukan hal itu saja sudah membuat senang dan tenang. Aku jatuhkan badan kesofa menganggap ini rumah sendiri. Sampai mataku terpaku pada kertas putih.

tertutup antara bunga
tak membuatmu berhenti berkembang
alunan merdu itu
menjadi bunga di padang pasir


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempat Wisata di Surabaya Kota

 Tahun 2019 segera habis, masa liburan menanti para pekerja. Ibu pertiwi memilki banyak kota yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah kota Surabaya yang terletak di Jawa Timur. Kota yang dikenal sebagai kota pahlawan ini juga menyimpan banyak tempat-tempat indah. Ada banyak tempat wisata di Surabaya kota. Wisatawan bisa memilih untuk berkreasi diluar ruangan, didalam ruangan, yang ramah untuk anak-anak dan lain sebagainya. Selain itu juga Surabaya memiliki kuliner yang sangat menggugah selera. Kota ini bisa dikatakan tempat wisata paket lengkap. Wisatawan bisa memilih untuk berwisata mempelajari sejarah, seni dan budaya, alam dan taman hiburan. Wisata Sejarah Sebagai kota yang menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan tak heran jika ada banyak peninggalan bersejarah disini. Wisatawan bisa menjadikannya sebagai napak tilas untuk tidak melupakan sejarah kemerdekaan Indonesia. Ada banyak monumen, museum, tugu, patung dan bangunan bersejarah yang bisa didatangi.  ...

Saran bagi Introvert untuk Menguasai Perubahan Zaman

Photo by  Jake Ingle  on  Unsplash Apa yang ada dipikiran kamu jika seseorang disebut sebagai introvert? Apakah yang terngiang adalah si kutu buku dengan kacamatanya, seorang pendiam di sudut kelas atau malah kamu sendiri seorang introvert? Tidak masalah menjadi seorang introvert, karena yah memang itu bawaan dari lahir. Hadiah dari yang Maha Kuasa. Eh tapi, tunggu dulu. Kamu tahu apa artiya introvert? Jangan samakan dengan sosok pemalu. Iya, introvert memang pendiam. Tapi, diamnya dia karena sedang berpikir atau sedang mengumpulkan energi. Loh apa hubungannya? Jadi gini, kita semua tahu lawan dari introvert adalah ekstrovert. Si pendiam dan si aktif. Mudahnya, coba bayangkan kincir angin dan baterai. Menurut Sylvia Loehken , perbandingan menggunakan kiasan di atas menunjukkan perbedaan dengan lebih jelas. Sebuah kincir angin membutuhkan dorongan dari angin (eksternal) lalu kincirnya harus terlibat secara aktif agar terjadi perputaran yang dinamis. Se...

Puisi Chairil Anwar (1949) & Sajak Saduran

Chairil Anwar MIRAT MUDA, CHAIRIL MUDA di pegunungan 1943 Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah, Menatap lama ke dalam pandangnya coba memisah matanya menantang yang satu tajam dan jujur yang sebelah. Ketawa diadukannya giginya pada mulut Chairil; dan bertanya: Adakah, adakah kau selalu mesra dan aku bagimu indah? Mirat raba urut Chairil, raba dada Dan tahulah dia kini, bisa katakan dan tunjukkan dengan pasti di mana menghidup jiwa, menghembus nyawa Liang jiwa-nyawa saling berganti. Dia rapatkan Dirinya pada Chairil makin sehati; hilang secepuh segan, hilang secepuh cemas Hiduplah Mirat dan Chairil dengan deras, menuntut tinggi tidak setapak berjarak dengan mati. 1949 BUAT NYONYA N. Sudah terlampau puncak pada tahun yang lalu, dan kini dia turun ke rendahan datar. Tiba di puncak dan dia sungguh tidak tahu, Burung burung asing bermain keliling kepalanya dan buah buah hutan ganjil mencap warna pada gaun. Sepanjang jalan dia terkenang akan jadi satu Atas puncak tinggi sendiri berjubah ang...