- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pernah terpikirkan bahwa ada lokasi yang terkenal karena menjadi tempat syuting? Dengan berkembangnya perfilman Indonesia, banyak sineas yang mencari lokasi unik, tersembunyi, namun menarik. Sehingga, lokasi-lokasi yang dulunya sepi wisatawan, setelah muncul di layar perak, menjadi ramai dikunjungi.
Contohnya adalah kepulauan Bangka Belitung yang diangkat dalam film Laskar Pelangi, dan gunung Semeru yang menjadi latar film 5 cm. Film-film yang diadaptasi dari novel-novel ini memberikan dampak luar biasa pada pariwisata. Mengikuti kesuksesan dua lokasi tersebut, ada beberapa lokasi lain yang terkenal karena menjadi tempat syuting.
1. Benteng Van der Wijck, Kebumen, Jawa Tengah:
Benteng dengan dominasi warna merah yang mencolok ini terletak di Gombong, Kebumen. Film yang menggunakan lokasi ini sangat fenomenal. Siapa yang tidak mengenal sekuel film The Raid: Berandal? Ya, film tersebut mengambil gambar yang menakjubkan saat protagonis melawan musuh-musuhnya di tengah hujan dan tanah berlumpur.
Film ini menggunakan Benteng Van der Wijck sebagai latar belakang aksi seru dan tentu saja memperlihatkan kekuatan sang pahlawan, Iko Uwais. Setelah film ini tayang, tidak butuh waktu lama bagi masyarakat untuk menjadikannya tempat favorit berwisata. Benteng Van der Wijck sendiri dibangun pada tahun 1818 pada masa kolonial Belanda.
2. Pulau Mursala, Sibolga, Tapanuli Tengah:
Pulau ini benar-benar terkenal karena menjadi tempat syuting. Meskipun nama pulau ini belum terlalu dikenal, keindahannya begitu mempesona. Siapa yang menyangka bahwa pulau ini menjadi latar belakang dalam film Hollywood yang sangat terkenal, King Kong, yang dirilis pada tahun 2005.
Film King Kong menjadikan pulau Mursala sebagai tempat tinggal bagi King Kong. Yang menarik, film ini tidak hanya memberikan dampak pada pariwisata di film tersebut, tetapi juga mendapatkan tiga penghargaan bergengsi dunia.
3. Bukit Rhema, Magelang, Jawa Tengah:
Film yang sangat ditunggu oleh penggemar setianya, meskipun harus menunggu selama sepuluh tahun, adalah AADC2 (Ada Apa Dengan Cinta 2). Film ini menggunakan banyak pemandangan indah di sekitar Jawa Tengah, termasuk tempat-tempat menarik di Magelang, salah satunya adalah Bukit Rhema.
Di Bukit Rhema, terdapat bangunan unik berbentuk merpati yang dikenal sebagai Gereja Ayam. Karena berada di atas bukit, pengunjung dapat menikmati pemandangan sekitar Borobudur dan menyaksikan matahari terbit. Film AADC2 memberikan kontribusi besar karena setelah itu banyak pengunjung yang datang ke tempat ini.
4. Pantai Padang Padang, Bali:
Siapa yang tidak mengenal film Eat, Pray, Love yang dibintangi oleh Julia Roberts? Bahkan saat proses syutingnya, film ini menjadi fenomena tersendiri. Fokus utamanya adalah Bali, surga dunia. Berkat film ini, nama Bali semakin terkenal.
Salah satu pantai yang dikunjungi oleh pemeran utama adalah Pantai Padang Padang, juga dikenal sebagai Pantai Labuhan Sait. Pantai ini dikelilingi oleh bukit yang hijau dan batu karang yang menjadi hiasan alaminya. Setelah film ini dirilis, pengunjung yang datang ke pantai berpasir putih ini semakin banyak.
5. Pantai Tarimbang, Sumba, Nusa Tenggara Barat:
Jika lokasi sebelumnya diangkat oleh film internasional, pantai Tarimbang di Sumba diangkat oleh film nasional. Siapa yang sudah menonton film Pendekar Tongkat Emas? Ya, film inilah yang menggunakan pantai ini sebagai latar belakang. Dalam film ini, para pendekar beraksi di pantai yang eksotis, menambah kesan dramatis bagi para penonton.
Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama seperti Christine Hakim, Nicholas Saputra, Slamet Rahardjo, Reza Rahadian, dan Eva Celia. Seperti memberikan sentuhan magis, film ini membuat pantai ini menjadi tempat favorit yang baru. Setelah perilisan film, jumlah pengunjungnya meningkat.
Indonesia memiliki banyak potensi alam untuk pariwisata yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian penduduk sekitarnya. Namun, perlu diingat bahwa alam tetap harus dijaga keseimbangannya. Kehidupan setiap makhluk, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, perlu hidup berdampingan agar tercipta keseimbangan alam. Dengan demikian, manusia dapat menikmati alam yang lestari.
Komentar
Posting Komentar